Halaman
Bab 2 - Pertanian
15
Makanan pokok kita semua adalah nasi. Nasi tersebut berasal dari padi
yang ditanam. Apakah kamu pernah mendengar cerita tentang “Asal Mula
Padi”? Tentu di antara kamu banyak yang belum tahu.
A
Mendengarkan Cerita Rakyat
Dengarkanlah cerita rakyat yang akan di bacakan oleh temanmu berikut
ini!
Asal Mula Padi
Pada zaman dulu, tinggallah Sanepa bersama istrinya, Tekuri. Mereka
tinggal di kaki Gunung Takole, Kampung Wurawuri. Mereka dika-runiai anak
perempuan yang mulai tumbuh dewasa. Kehidupan mereka sangat miskin.
Akhirnya Sanepa dan Tekuri tidak tahan lagi. Mereka pun memutuskan untuk
bertapa di sebuah gua.
Tapa mereka meme-ngaruhi Kahyangan. Kerajaan Kahyangan yang dulu
Mendengarkan
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Mendengarkan pembacaan cerita rak-
yat. Mencatat tokoh dan watak dalam
cerita. Menceritakan kembali.
Membaca hasil pengamatan. Menca-
tat informasi dari hasil pengamatan.
Membacakan informasi.
Membaca dan memperagakan
percakapan. Menjawab pertanyaan
berdasarkan percakapan.
Membaca dan menulis percakapan
sederhana. Memahami penggunaan
kalimat majemuk setara.
Tema:
Pertanian
Peta Konsep
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
16
Sanepa dan Tekuri sangat terkejut ketika membuka mata. Mereka
melihat empat dewa telah berada di hadapan mereka. Sanepa dan Tekuri
mengutarakan maksud tapa mereka. Mereka ingin hidup enak. Setelah
mengetahui alasan Sanepa dan Tekuri bertapa, Batara Narada segera
membawa mereka ke Kahyangan.
Setiba di Kahyangan mereka langsung dihadapkan kepada Batara
Guru. Batara Guru menerima mereka. Mereka boleh tinggal di Kah-yangan
selama-lamanya dengan satu syarat. Mereka tidak boleh meng-umpat pada
yang diberikan. Mereka menerima syarat itu. Mereka berjanji tidak akan
melanggarnya.
Di Kahyangan mereka hidup senang. Segala sesuatu tersedia. Apabila
mereka merasa lapar, tiba-tiba datang sebutir beras yang sangat besar.
Sebutir beras berubah menjadi nasi, tanpa harus ditanak terlebih dahulu.
Sanepa dan Tekuri tidak perlu bekerja. Mereka tidak perlu ber-susah-
susah.
Di Kahyangan ada seorang jin bernama Tolinga. Dia adalah jin ber-
bentuk raksasa. Ia iri kepada Sanepa dan Tekuri. Dia tidak rela melihat
manusia hidup senang di Kahyangan. Dia pun mengadu kepada Batara
Guru.
“Batara Guru, mengapa Tuan mengizinkan manusia tinggal di Kahyan-
gan? Bukankah ini tempat para dewa, Tuanku?” tanya Tolinga.
“Tolinga, kamu kutugasi menggoda umat manusia. Ternyata kamu
tidak mampu menggoda pasangan itu. Akhirnya aku memutuskan mereka
subur makmur sekarang menjadi
tandus. Kondisi ini membuat Bat-
ara Guru bersedih. Dia kemudian
mengumpulkan para dewa. Pada
pertemuan itu diputuskan Batara
Narada, Batara Bayu, Batara
Surya, dan Batara Indra turun ke
bumi. Mereka ditugasi menanya-
kan tujuan suami istri itu bertapa.
Mereka juga disuruh Batara Guru
membawa Sanepa dan Tekuri ke
Kahyangan. Mereka pun segera
berangkat.
Bab 2 - Pertanian
17
lulus ujian. Itulah sebabnya mereka aku izinkan tinggal di kerajaan para dewa
ini,” kata Batara Guru.
Mendengar penjelasan itu Tolinga baru tersadar. Muncullah pikiran ja-
hatnya. Dia harus mampu menggoda Sanepa dan Tekuri. Dengan demikian,
mereka akan dibuang dari Kahyangan. Tolinga pun me-ninggalkan Batara
Guru tanpa mohon pamit. Dia ingin segera menying-kirkan pasangan itu
dari Kahyangan.
Tanpa terasa Sanepa dan Tekuri telah tinggal di Kahyangan lebih
dari sebulan. Mereka sangat bahagia. Tanpa mereka sadari Tolinga terus
menggoda. Akhirnya, usaha Tolinga berhasil. Sanepa dan Tekuri lupa pada
janjinya untuk tidak mengumpat.
“Kurang ajar! Mengapa kau datang tanpa kuundang? Pergi!” kata
Sanepa dan Tekuri sambil memukul butir padi itu. Memperoleh pukulan
seperti itu, butir padi pun mati. Sanepa dan Tekuri bingung. Mereka takut
tindakan mereka ini diketahui Batara Guru. Mereka segera mengubur butir
padi itu.
“Ha ... ha ... ha ...! Kalian telah melanggar janji. Rasakan akibatnya!”
kata Tolinga yang muncul dengan tiba-tiba.
Tidak lama kemudian Batara Guru datang.
“Sanepa dan Tekuri, kalian tidak menepati janji. Kalian telah meng-
umpat dan bahkan membunuh butir padi yang kuberikan,” kata Batara
Guru.
“Maafkan kami, Batara. Kami
berjanji tidak akan mengulangi-
nya,” kata pasangan itu sambil ber-
simpuh di hadapan Batara Guru.
“Aku ampuni kalian tetapi
kalian harus tetap dihukum. Kalian
harus diceburkan ke dalam kawah
Condrodimuka. Kalian akan bebas
apabila anak gadis kalian telah me-
nebus dosa itu,” kata Batara Guru
sambil berlalu.
Anak pasangan ini yang berna-
ma Wanari telah tumbuh dewasa.
Sudah beberapa hari dia berusaha
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
18
mencari orang tuanya. Sampai suatu saat dia menemukan sebuah gua di
dalam hutan. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam gua.
“Wanari, cucuku. Orang tuamu sudah tidak ada di dalam gua ini. Mereka
telah pergi ke Kahyangan. Pergilah ke sana! Susullah mereka!”
“Tapi, Eyang, bagaimana saya dapat pergi ke Kahyangan? Manusia
tentu tidak diperbolehkan ke sana,” kata Wanari.
“Gunakanlah pelangi sebagai jalan ke sana!” kata suara itu.
“Terima kasih, Eyang,” kata Wanari.
Akhirnya, Wanari sampai di Kahyangan. Dia dapat menemui kedua
orang tuanya yang sudah terbebas dari kawah Condrodimuka. Kini mereka
dihukum untuk bersawah. Mereka bercerita tentang padi dan sawah yang
dikerjakannya. Sanepa mengurus sawah, mencangkul, menanam bibit, dan
kemudian memanennya. Tekuri menumbuk padi itu hingga menjadi beras.
Mereka tidak boleh kembali ke bumi.
“Makanan ini enak sekali. Wah, betapa senang manusia di bumi jika
memiliki padi ini. Pasti mereka akan gembira dan berterima kasih kepadaku.
Aku akan membawa padi ini ke bumi!” kata Wanari.
“Jangan, Anakku! Kamu nanti dapat hukuman dari dewa,” cegah ibu-
nya.
“Tapi, Bu, niatku sudah bulat. Aku akan mencari cara agar bisa mem-
bawa padi ini ke bumi,” kata Wanari.
Wanari nekad menyembunyikan benih padi itu di dalam mulutnya.
Ketika dia akan kembali ke bumi, dia dicegat oleh penjaga pintu gerbang
Kahyangan.
“Mau ke mana kau, Wanari?” tanya sang penjaga.
“Aku akan kembali ke bumi,” katanya.
“Suaramu terdengar aneh. Pasti kausembunyikan sesuatu di mulutmu.
Keluarkan bibit padi itu! Kalau tidak, kamu akan kulaporkan kepada Batara
Guru. Kamu tidak boleh menyebarkannya di bumi!” kata penjaga itu dengan
nada mengancam.
“Baiklah!” kata Wanari sambil mengeluarkan benih padi dari mulut-
nya.
Karena perbuatannya itu, Wanari mendapat hukuman. Di kakinya diberi
luka oleh dewata sehingga dia tidak dapat pergi jauh. Dia juga harus mem-
Bab 2 - Pertanian
19
bantu ibunya menjemur padi.
Beberapa kali usaha Wanari untuk membawa bibit padi ke bumi gagal.
Dia tidak putus asa. Akhirnya, dia temukan cara yang sangat jitu. Dia masuk-
kan beberapa butir bibit padi ke dalam lukanya. Setelah lukanya sembuh,
Wanari segera meninggalkan Kahyangan. Penjaga tidak tahu bahwa Wanari
membawa bibit padi melalui bekas lukanya. Selamatlah dia! Dia bawa bibit
padi ke bumi. Sejak saat itu manusia menikmati makanan dewa.
Batara Guru sebenarnya mengetahui tindakan Wanari. Dia bahkan
meminta Dewi Sri untuk mengawasi tanaman padi. Dewi Sri berjanji akan
membantu manusia mengurus sawah dan padinya. Sebaliknya, dia akan
marah apabila manusia menyia-nyiakannya.
S. Hasanah,
Hikayat Padi dan Orang Bersawa
h, 1987
B
Mencatat Tokoh dan Watak
Setelah mendengarkan cerita “Asal Mula Padi”, bentuklah kelompok
yang terdiri atas 2 orang! Catatlah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita terse-
but! Kemudian, catatlah watak dari tokoh tersebut!
C Menceritakan Kembali
Tulislah menggunakan kata-katamu sendiri cerita yang berjudul “Asal
Mula Padi” dengan kelompokmu tersebut!
Tanaman ternyata juga memiliki penyakit. Penyakit yang disebabkan
oleh tanaman adalah hama. Hama ini memiliki jenis berbeda-beda dan
menyerang pada tanaman yang berbeda-beda pula.
Tokoh
No
Perwatakan
1.
2.
3.
4.
5.
.........................
.........................
.........................
.........................
.........................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
20
A
Menceritakan Hasil Pengamatan
Bacalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh salah satu temanmu di
bawah ini!
Hama Tanaman
Pada hari libur sekolah kemarin, Gito pergi ke rumah pamannya. Rumah
pamannya berada di Yogyakarta. Gito pergi ke rumah pamannya karena
ingin mengamati hama tanaman.
Sesampainya di sana, paman Gito memberi informasi tentang hama
tanaman yang cukup lengkap. Hama adalah penyakit yang menyerang
tanaman. Hama dapat menyerang berbagai macam tanaman, seperti padi,
ubi, cabai, tomat, wortel, jambu, dan mangga. Tanaman yang terserang
hama bisa mati atau gagal panen.
Supaya berhasil dalam pertanian para petani harus merawat tanam-
annya. Hama tanaman dapat dicegah sejak awal sebelum menyerang
ta-naman tertentu. Cara ini jauh lebih mudah dan efektif, karena tanaman
yang terlanjur kena hama akan le-bih sulit diberantas.
Beberapa jenis hama yang biasa menyerang tanaman adalah ulat,
belalang, wereng, dan tikus. Ulat dan belalang biasanya menye-rang daun
Berbicara
tanaman yang masih muda. Wereng
dan tikus banyak menyerang tana-
man padi.
Pemberantasan hama tanaman
dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni secara mekanis dan kimiawi.
Pemberantasan hama secara meka-
nis berarti hama diberantas dengan
menggunakan alat. Pemberantasan
hama secara kimiawi berarti hama
diberantas dengan menggunakan
pestisida.
B
Mencatat dan Membacakan Informasi
Catatlah informasi apa yang bisa kamu dapatkan dari pengamatan
yang dilakukan oleh Gito! Laporkanlah di depan kelas informasi dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh Gito secara lisan! Jangan lupa gunakanlah
Bab 2 - Pertanian
21
bahasa yang runtut, baik, dan benar!
C
Melakukan Pengamatan dan Melaporkan
Lakukanlah pengamatan mengenai peertanian di sekitar rumahmu!
Catatlah hasil pengamatanmu! Laporkan hasil pengamatanmu secara lisan
Membaca
A Membaca Percakapan
Baca dan peragakanlah percakapan di bawah ini dengan meng-gunakan
lafal dan intonasi yang tepat!
Ubi Kayu
di depan kelas! Gunakanlah bahasa yang runtut, baik, dan benar!
Apakah kamu suka makan singkong? Singkong disebut juga ubi kayu.
Ubi kayu bisa dibuat berbagai macam jenis makanan yang rasanya enak.
Daun ubi kayu juga enak jika dimasak sebagai sayur.
Kiki
: “Kapan kita makan ubi kayu bakar di rumah Pak Joni lagi,
Edi?”
Edi
: “Iya, kita sudah lama tidak pergi ke rumah Pak Joni.
Bagimana kalau sekarang saja kita pergi ke rumah Pak
Joni?”
Kiki
: “Setuju! Ayo sekarang kita pergi ke rumah Pak Joni?”
Edi : “Yok!”
(Sampai di rumah Pak Joni.)
Kiki
: “Permisi, Pak Joni!
Pak Joni
: “Oh, Kiki dan Edi. Kalian datang ke sini pasti ingin makan
ubi kayu bakar, ya?”
Edi
: “Betul, pak! Kami berdua sudah lama tidak makan ubi
kayu bakar yang enak bikinan bapak!”
Pak Joni
: “Baik, baik! Bapak juga sudah lama tidak makan bersama
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
22
kalian. Bapak siapkan ubi kayu dan peralatan dulu,
ya?”
Edi dan Kiki : “Baik, pak!”
(Pak Joni membuat api. Kemudian, memasukkan ubi kayu bakar ke dalam
bara api tersebut.)
(Tidak lama kemudian, ubi kayu sudah masak. Mereka kemudian makan
ubi kayu tersebut.)
Kiki
: “Wah, enak sekali, ya?”
Edi
: “Betul! Ubi kayu ini memang enak sekali. Selain itu, ubi
kayu ini mengandung karbohidrat yang berguna bagi
tubuh kita.”
Pak Joni
: “Ternyata kamu pintar
juga, Edi?”
Edi : “Te
ntu, pak! Edi tidak
pernah lupa dalam hal be-
lajar, huk.... huk.... huk...!
Maaf Pak Joni, Saya minta
air?”
3.
Apa yang mereka makan?
4.
Mengapa Edi batuk?
5.
Apakah kamu pernah makan ubi kayu bakar? Jika sudah pernah
apa yang kamu rasakan? Jelaskan kepada teman-temanmu di
depan kelas!
Kamu tentu sudah pernah membaca suatu dialog percakapan. Di dalam
dialog tersebut ada tokoh-tokoh yang mendukung cerita. Selain itu, tokoh-
tokoh tersebut memiliki peran masing-masing.
Kiki
: “Ha... ha... ha... Makanya kalau sedang makan jangan
terlalu banyak bicara.”
B Menjawab Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1.
Siapa yang mengajak Edi pergi ke rumah Pak Joni?
2.
Apa yang Edi dan Kiki lakukan di rumah Pak Joni?
Bab 2 - Pertanian
23
Menanam Ubi Kayu
Susi
: Anak perempuan kelas 5 SD, anak Pak Danu
Pak Danu
: Petani Ubi kayu
Menulis
(Pak Danu sedang berada di kebunnya. Dia sedang menanam ubi kayu.
Kemudian, Susi datang membantu Pak Danu.)
Susi
: “Bapak sedang apa di kebun?”
Pak Danu
: “Eh, kamu Susi. Bapak sedang menanam ubi kayu.”
Susi
: “Susi bantu menanamnya, ya Pak?”
Pak Danu
: “Memangnya kamu tidak takut tangan kamu kotor?”
Susi
: “Tidak! Susi senang dapat membantu bapak.”
Pak Danu
: “Baiklah kalau begitu. Pertama-tama tanah dibuat gembur.
Kemudian batang ubi kayu dipotong 20-25 cm.”
Susi
: “Batangnya dipotong-potong seperti ini, ya?”
Pak Danu
: “Benar! Sekarang tugas kamu memasukkan batang-
batang yang telah dipotong tersebut ke tanah yang
sudah gembur tersebut!”
Susi : “Baik, pak!”
Pak Danu
: “Setelah selesai memasukkan batang-batang ubi kayu
tersebut ke tanah, kita hanya tinggal menunggu ubi
tersebut tumbuh dan umbinya menjadi besar.”
Susi
: “Hore... Jadi kita hanya tinggal menunggu umbi ubi
kayunya menjadi besar.”
(Pak Danu dan Susi kemudian pulang ke rumah.)
B
Menulis Percakapan Sederhana
Tulislah percakapan sederhana bersama teman sebangkumu!
Tema percakapan tentang pengalaman tentang menanam tumbuhan,
baik itu pohon-pohonan, sayur-sayuran, buah-buahan, maupun bunga-
A
Membaca Percakapan Sederhana
Bacalah dan peragakan percakapan berikut ini dengan mem-perhatikan
peran dalam percakapan tersebut!
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
24
Rangkuman
Refleksi
Tokoh dan perwatakan merupakan unsur cerita yang utama dari cerita.
Tokoh dan perwatakan berhubungan dengan pribadi yang ada pada cerita.
Dengan tokoh dan perwatakan cerita menjadi hidup
Menceritakan hasil pengamatan harus menggunakan bahasa yang run-
tut, baik, dan benar. Sebelum menceritakan hasil pengamatan, sebaiknya
mencatat terlebih dahulu informasi-informasi penting. Mencatat informasi
harus dilakukan agar hasil pengamatan yang hendak diceritakan bisa ter-
perinci.
Membaca percakapan dengan baik akan bisa memahami isinya. Dalam
percakapan ditemukan tokoh-tokoh. Tokoh-tokoh dalam percakapan hen-
dak berfungsi seimbang. Hal ini menjadi pedoman dalam menulis sebuah
percakpan. Tokoh satu tidak boleh terlalu dominan.
Tahukah kamu bahwa dalam cerita terdapat unsur tokoh dan per-
watakan? Pernahkah kamu melakukan pengamatan? Mampukah kamu
menceritakan hasil pengamatan tersebut? Bisakah kamu menulis dan me-
merankan percakapan?
bungaan.
Bab 2 - Pertanian
25
A Membaca Kembali
Tes Mendengarkan
Uji Kompetensi
Asal Mula Pohon Sagu dan Pohon Palem
Di dekat hutan Dolo berdiri sebuah bangunan rumah tua. Rumah itu
dihuni oleh sepasang suami istri bersama seorang anaknya. Hidup mereka
sangat sederhana. Makanan sehari-hari mereka adalah buah-buahan yang
terdapat di hutan.
Makin lama mereka makin bosan dengan keadaan seperti itu. Sang
ayah berniat mencari sebidang tanah yang akan digunakan untuk berkebun.
la pun bermusyawarah dengan istrinya. lstrinya setuju.
Keesokan harinya, sang suami pergi ke hutan. la pergi ke hutan untuk
mencari tempat yang cocok dijadikan lahan pertanian. Namun, setiba di
lahan perkebunan, ia hanya duduk melamun. Sementara itu, sang istri dan
anaknya di rumah menunggu dengan penuh harapan. Mereka mengharap-
kan agar sang suami segera membuka lahan perkebunan. Hal ini terus
berlangsung pada hari-hari selanjutnya.
Pada suatu hari sang istri menyusul suaminya ke hutan. la ingin meli-
hat lkebun yang sedang dikerjakan suaminya. Sesampai di sana, ia melihat
suaminya sedang duduk melamun. Sang istri pun sangat kecewa karena
kebun yang diharapkan tidak terwujud. Sang suami terkejut melihat istrinya
ada di dekatnya. la segera bangun dari tempat duduknya, kemudian pulang.
Istrinya pun mengikuti suaminya pulang.
Sesampai di rumah, sang suami marah-marah. la merasa tersinggung
karena istrinya menyusul ke hutan. Makin lama marah suaminya makin
menjadi-jadi. Sang istri pun menangis, lalu lari ke tengah hutan. Sang suami
amat menyesal. la mengajak anaknya menyusul istrinya. Dari kejauhan, ia
melihat istrinya terjun ke sebuah telaga. la dan anaknya berlari. Namun,
setiba di telaga, istrinya telah menjelma menjadi sebatang pohon sagu.
“Ibu.... Ibu..., aku ikut,” panggil anaknya sambil menangis.
Bacalah kembali cerita rakyat berikut ini!
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
26
“Tenang, Nak. Sebentar Ibu kembali,” bujuk ayahnya. “Tidak..., tidak
mau..., aku ikut Ibu,” jawab anaknya sambil menangis dan meronta-ronta.
“Ya, Nak. Sebentar Ibu kembali. Sebentar lagi Ibu bersama kita lagi.”
Sang ayah berusaha meredakan tangis anaknya. Sementara itu, anaknya
tetap menangis ingin ikut ibunya. Ketika sang ayah lengah, anak itu terjun
ke telaga. Anak itu kemudian mendekap ibunya. Seketika itu, anaknya men-
jelma menjadi sebatang pohon sagu pula.
Sang ayah sangat menyesal. la menangis menyesali perbuatannya.
Berulang-ulang ia meminta maaf kepada istri dan anaknya. Tanpa disadari,
ia terjun juga ke dalam telaga. Tiba-tiba saja, ia berubah menjadi sebatang
pohon palem.
B
Mencatat Tokoh dan Watak
Tokoh
No
Perwatakan
1.
2.
3.
.........................
.........................
.........................
...................................................
...................................................
...................................................
C Menceritakan Kembali
Tulislah menggunakan kata-katamu sendiri cerita yang berjudul “Asal
Mula Padi” dengan kelompokmu tersebut!
Setelah mendengarkan cerita “Asal Mula Pohon Sagu dan Pohon
Palem”, bentuklah kelompok yang terdiri atas 2 orang! Catatlah tokoh-tokoh
yang ada dalam cerita tersebut! Kemudian, catatlah watak dari tokoh terse-
but!
Bab 2 - Pertanian
27
Pengiping
Aku memiliki teman yang bernama Mulyadi. Setiap hari ia
membantu orang tuanya dengan bekerja di Pasar Induk Beras
Cipinang, Jakarta Timur. Ia bekerja sebagai
pengiping
.
Pengiping
adalah orang yang mengumpulkan ceceran
beras. Sebelum membeli beras, pembeli beras ingin tahu
berasnya bagus atau jelek. Penjual menunjukkan contoh beras
kepada pembeli. Ketika penjual selesai menunjukkan contoh
berasnya, beras itu tidak dibuang. Para pengiping meng-
umpulkan beras contoh tersebut. Selain itu, pengiping juga
mengambill beras yang berceceran di lantai pasar. Beras itu
kemudia dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menyertainya.
Pengumpul itulah yang menjadi pekerjaan temanku.
B
Mencatat Hal-hal Penting
Setelah membaca hasil pengamatan di atas, catatlah hal-hal yang kamu
anggap penting! Catatlah di dalam buku kerjamu!
C Menceritakan Kembali
Ceritakanlah kembali dengan kata-katamu sendiri hasil pengamatan
yang berjudul “Pengiping”!
Tes Berbicara
A
Membaca Hasil Pengamatan
Bacalah hasil pengamatan di bawah ini!
Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI
28
Tes Menulis
Tes Membaca
A Membaca Kembali
Baca dan pelajarilah cara pembacaan percakapan yang berjudul “Ubi
Kayu” dengan lafal dan intonasi yang benar!
B Mementaskan Percakapan
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3 orang! Pentaskanlah per-
cakapan yang berjudul “Ubi Kayu”! Gurumu akan menilai peran yang kamu
bacakan!
A
Menulis Percakapan Sederhana
Tulislah percakapan yang bertemakan pertanian! Perhatikan pula peng-
gunaan ejaan dan tanda baca yang tepat!