Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB 2 PERTANIAN
Bahasa Indonesia · BAB 2 PERTANIAN
Subarwati

22/08/2021 15:16:57

SD 5 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 2 - Pertanian

15

Makanan pokok kita semua adalah nasi. Nasi tersebut berasal dari padi

yang ditanam. Apakah kamu pernah mendengar cerita tentang “Asal Mula

Padi”? Tentu di antara kamu banyak yang belum tahu.

A

Mendengarkan Cerita Rakyat

Dengarkanlah cerita rakyat yang akan di bacakan oleh temanmu berikut

ini!

Asal Mula Padi

Pada zaman dulu, tinggallah Sanepa bersama istrinya, Tekuri. Mereka

tinggal di kaki Gunung Takole, Kampung Wurawuri. Mereka dika-runiai anak

perempuan yang mulai tumbuh dewasa. Kehidupan mereka sangat miskin.

Akhirnya Sanepa dan Tekuri tidak tahan lagi. Mereka pun memutuskan untuk

bertapa di sebuah gua.

Tapa mereka meme-ngaruhi Kahyangan. Kerajaan Kahyangan yang dulu

Mendengarkan

Mendengarkan

Berbicara

Membaca

Menulis

Mendengarkan pembacaan cerita rak-

yat. Mencatat tokoh dan watak dalam

cerita. Menceritakan kembali.

Membaca hasil pengamatan. Menca-

tat informasi dari hasil pengamatan.

Membacakan informasi.

Membaca dan memperagakan

percakapan. Menjawab pertanyaan

berdasarkan percakapan.

Membaca dan menulis percakapan

sederhana. Memahami penggunaan

kalimat majemuk setara.

Tema:

Pertanian

Peta Konsep

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

16

Sanepa dan Tekuri sangat terkejut ketika membuka mata. Mereka

melihat empat dewa telah berada di hadapan mereka. Sanepa dan Tekuri

mengutarakan maksud tapa mereka. Mereka ingin hidup enak. Setelah

mengetahui alasan Sanepa dan Tekuri bertapa, Batara Narada segera

membawa mereka ke Kahyangan.

Setiba di Kahyangan mereka langsung dihadapkan kepada Batara

Guru. Batara Guru menerima mereka. Mereka boleh tinggal di Kah-yangan

selama-lamanya dengan satu syarat. Mereka tidak boleh meng-umpat pada

yang diberikan. Mereka menerima syarat itu. Mereka berjanji tidak akan

melanggarnya.

Di Kahyangan mereka hidup senang. Segala sesuatu tersedia. Apabila

mereka merasa lapar, tiba-tiba datang sebutir beras yang sangat besar.

Sebutir beras berubah menjadi nasi, tanpa harus ditanak terlebih dahulu.

Sanepa dan Tekuri tidak perlu bekerja. Mereka tidak perlu ber-susah-

susah.

Di Kahyangan ada seorang jin bernama Tolinga. Dia adalah jin ber-

bentuk raksasa. Ia iri kepada Sanepa dan Tekuri. Dia tidak rela melihat

manusia hidup senang di Kahyangan. Dia pun mengadu kepada Batara

Guru.

“Batara Guru, mengapa Tuan mengizinkan manusia tinggal di Kahyan-

gan? Bukankah ini tempat para dewa, Tuanku?” tanya Tolinga.

“Tolinga, kamu kutugasi menggoda umat manusia. Ternyata kamu

tidak mampu menggoda pasangan itu. Akhirnya aku memutuskan mereka

subur makmur sekarang menjadi

tandus. Kondisi ini membuat Bat-

ara Guru bersedih. Dia kemudian

mengumpulkan para dewa. Pada

pertemuan itu diputuskan Batara

Narada, Batara Bayu, Batara

Surya, dan Batara Indra turun ke

bumi. Mereka ditugasi menanya-

kan tujuan suami istri itu bertapa.

Mereka juga disuruh Batara Guru

membawa Sanepa dan Tekuri ke

Kahyangan. Mereka pun segera

berangkat.

Bab 2 - Pertanian

17

lulus ujian. Itulah sebabnya mereka aku izinkan tinggal di kerajaan para dewa

ini,” kata Batara Guru.

Mendengar penjelasan itu Tolinga baru tersadar. Muncullah pikiran ja-

hatnya. Dia harus mampu menggoda Sanepa dan Tekuri. Dengan demikian,

mereka akan dibuang dari Kahyangan. Tolinga pun me-ninggalkan Batara

Guru tanpa mohon pamit. Dia ingin segera menying-kirkan pasangan itu

dari Kahyangan.

Tanpa terasa Sanepa dan Tekuri telah tinggal di Kahyangan lebih

dari sebulan. Mereka sangat bahagia. Tanpa mereka sadari Tolinga terus

menggoda. Akhirnya, usaha Tolinga berhasil. Sanepa dan Tekuri lupa pada

janjinya untuk tidak mengumpat.

“Kurang ajar! Mengapa kau datang tanpa kuundang? Pergi!” kata

Sanepa dan Tekuri sambil memukul butir padi itu. Memperoleh pukulan

seperti itu, butir padi pun mati. Sanepa dan Tekuri bingung. Mereka takut

tindakan mereka ini diketahui Batara Guru. Mereka segera mengubur butir

padi itu.

“Ha ... ha ... ha ...! Kalian telah melanggar janji. Rasakan akibatnya!”

kata Tolinga yang muncul dengan tiba-tiba.

Tidak lama kemudian Batara Guru datang.

“Sanepa dan Tekuri, kalian tidak menepati janji. Kalian telah meng-

umpat dan bahkan membunuh butir padi yang kuberikan,” kata Batara

Guru.

“Maafkan kami, Batara. Kami

berjanji tidak akan mengulangi-

nya,” kata pasangan itu sambil ber-

simpuh di hadapan Batara Guru.

“Aku ampuni kalian tetapi

kalian harus tetap dihukum. Kalian

harus diceburkan ke dalam kawah

Condrodimuka. Kalian akan bebas

apabila anak gadis kalian telah me-

nebus dosa itu,” kata Batara Guru

sambil berlalu.

Anak pasangan ini yang berna-

ma Wanari telah tumbuh dewasa.

Sudah beberapa hari dia berusaha

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

18

mencari orang tuanya. Sampai suatu saat dia menemukan sebuah gua di

dalam hutan. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam gua.

“Wanari, cucuku. Orang tuamu sudah tidak ada di dalam gua ini. Mereka

telah pergi ke Kahyangan. Pergilah ke sana! Susullah mereka!”

“Tapi, Eyang, bagaimana saya dapat pergi ke Kahyangan? Manusia

tentu tidak diperbolehkan ke sana,” kata Wanari.

“Gunakanlah pelangi sebagai jalan ke sana!” kata suara itu.

“Terima kasih, Eyang,” kata Wanari.

Akhirnya, Wanari sampai di Kahyangan. Dia dapat menemui kedua

orang tuanya yang sudah terbebas dari kawah Condrodimuka. Kini mereka

dihukum untuk bersawah. Mereka bercerita tentang padi dan sawah yang

dikerjakannya. Sanepa mengurus sawah, mencangkul, menanam bibit, dan

kemudian memanennya. Tekuri menumbuk padi itu hingga menjadi beras.

Mereka tidak boleh kembali ke bumi.

“Makanan ini enak sekali. Wah, betapa senang manusia di bumi jika

memiliki padi ini. Pasti mereka akan gembira dan berterima kasih kepadaku.

Aku akan membawa padi ini ke bumi!” kata Wanari.

“Jangan, Anakku! Kamu nanti dapat hukuman dari dewa,” cegah ibu-

nya.

“Tapi, Bu, niatku sudah bulat. Aku akan mencari cara agar bisa mem-

bawa padi ini ke bumi,” kata Wanari.

Wanari nekad menyembunyikan benih padi itu di dalam mulutnya.

Ketika dia akan kembali ke bumi, dia dicegat oleh penjaga pintu gerbang

Kahyangan.

“Mau ke mana kau, Wanari?” tanya sang penjaga.

“Aku akan kembali ke bumi,” katanya.

“Suaramu terdengar aneh. Pasti kausembunyikan sesuatu di mulutmu.

Keluarkan bibit padi itu! Kalau tidak, kamu akan kulaporkan kepada Batara

Guru. Kamu tidak boleh menyebarkannya di bumi!” kata penjaga itu dengan

nada mengancam.

“Baiklah!” kata Wanari sambil mengeluarkan benih padi dari mulut-

nya.

Karena perbuatannya itu, Wanari mendapat hukuman. Di kakinya diberi

luka oleh dewata sehingga dia tidak dapat pergi jauh. Dia juga harus mem-

Bab 2 - Pertanian

19

bantu ibunya menjemur padi.

Beberapa kali usaha Wanari untuk membawa bibit padi ke bumi gagal.

Dia tidak putus asa. Akhirnya, dia temukan cara yang sangat jitu. Dia masuk-

kan beberapa butir bibit padi ke dalam lukanya. Setelah lukanya sembuh,

Wanari segera meninggalkan Kahyangan. Penjaga tidak tahu bahwa Wanari

membawa bibit padi melalui bekas lukanya. Selamatlah dia! Dia bawa bibit

padi ke bumi. Sejak saat itu manusia menikmati makanan dewa.

Batara Guru sebenarnya mengetahui tindakan Wanari. Dia bahkan

meminta Dewi Sri untuk mengawasi tanaman padi. Dewi Sri berjanji akan

membantu manusia mengurus sawah dan padinya. Sebaliknya, dia akan

marah apabila manusia menyia-nyiakannya.

S. Hasanah,

Hikayat Padi dan Orang Bersawa

h, 1987

B

Mencatat Tokoh dan Watak

Setelah mendengarkan cerita “Asal Mula Padi”, bentuklah kelompok

yang terdiri atas 2 orang! Catatlah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita terse-

but! Kemudian, catatlah watak dari tokoh tersebut!

C Menceritakan Kembali

Tulislah menggunakan kata-katamu sendiri cerita yang berjudul “Asal

Mula Padi” dengan kelompokmu tersebut!

Tanaman ternyata juga memiliki penyakit. Penyakit yang disebabkan

oleh tanaman adalah hama. Hama ini memiliki jenis berbeda-beda dan

menyerang pada tanaman yang berbeda-beda pula.

Tokoh

No

Perwatakan

1.

2.

3.

4.

5.

.........................

.........................

.........................

.........................

.........................

...................................................

...................................................

...................................................

...................................................

...................................................

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

20

A

Menceritakan Hasil Pengamatan

Bacalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh salah satu temanmu di

bawah ini!

Hama Tanaman

Pada hari libur sekolah kemarin, Gito pergi ke rumah pamannya. Rumah

pamannya berada di Yogyakarta. Gito pergi ke rumah pamannya karena

ingin mengamati hama tanaman.

Sesampainya di sana, paman Gito memberi informasi tentang hama

tanaman yang cukup lengkap. Hama adalah penyakit yang menyerang

tanaman. Hama dapat menyerang berbagai macam tanaman, seperti padi,

ubi, cabai, tomat, wortel, jambu, dan mangga. Tanaman yang terserang

hama bisa mati atau gagal panen.

Supaya berhasil dalam pertanian para petani harus merawat tanam-

annya. Hama tanaman dapat dicegah sejak awal sebelum menyerang

ta-naman tertentu. Cara ini jauh lebih mudah dan efektif, karena tanaman

yang terlanjur kena hama akan le-bih sulit diberantas.

Beberapa jenis hama yang biasa menyerang tanaman adalah ulat,

belalang, wereng, dan tikus. Ulat dan belalang biasanya menye-rang daun

Berbicara

tanaman yang masih muda. Wereng

dan tikus banyak menyerang tana-

man padi.

Pemberantasan hama tanaman

dapat dilakukan dengan dua cara,

yakni secara mekanis dan kimiawi.

Pemberantasan hama secara meka-

nis berarti hama diberantas dengan

menggunakan alat. Pemberantasan

hama secara kimiawi berarti hama

diberantas dengan menggunakan

pestisida.

B

Mencatat dan Membacakan Informasi

Catatlah informasi apa yang bisa kamu dapatkan dari pengamatan

yang dilakukan oleh Gito! Laporkanlah di depan kelas informasi dari hasil

pengamatan yang dilakukan oleh Gito secara lisan! Jangan lupa gunakanlah

Bab 2 - Pertanian

21

bahasa yang runtut, baik, dan benar!

C

Melakukan Pengamatan dan Melaporkan

Lakukanlah pengamatan mengenai peertanian di sekitar rumahmu!

Catatlah hasil pengamatanmu! Laporkan hasil pengamatanmu secara lisan

Membaca

A Membaca Percakapan

Baca dan peragakanlah percakapan di bawah ini dengan meng-gunakan

lafal dan intonasi yang tepat!

Ubi Kayu

di depan kelas! Gunakanlah bahasa yang runtut, baik, dan benar!

Apakah kamu suka makan singkong? Singkong disebut juga ubi kayu.

Ubi kayu bisa dibuat berbagai macam jenis makanan yang rasanya enak.

Daun ubi kayu juga enak jika dimasak sebagai sayur.

Kiki

: “Kapan kita makan ubi kayu bakar di rumah Pak Joni lagi,

Edi?”

Edi

: “Iya, kita sudah lama tidak pergi ke rumah Pak Joni.

Bagimana kalau sekarang saja kita pergi ke rumah Pak

Joni?”

Kiki

: “Setuju! Ayo sekarang kita pergi ke rumah Pak Joni?”

Edi : “Yok!”

(Sampai di rumah Pak Joni.)

Kiki

: “Permisi, Pak Joni!

Pak Joni

: “Oh, Kiki dan Edi. Kalian datang ke sini pasti ingin makan

ubi kayu bakar, ya?”

Edi

: “Betul, pak! Kami berdua sudah lama tidak makan ubi

kayu bakar yang enak bikinan bapak!”

Pak Joni

: “Baik, baik! Bapak juga sudah lama tidak makan bersama

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

22

kalian. Bapak siapkan ubi kayu dan peralatan dulu,

ya?”

Edi dan Kiki : “Baik, pak!”

(Pak Joni membuat api. Kemudian, memasukkan ubi kayu bakar ke dalam

bara api tersebut.)

(Tidak lama kemudian, ubi kayu sudah masak. Mereka kemudian makan

ubi kayu tersebut.)

Kiki

: “Wah, enak sekali, ya?”

Edi

: “Betul! Ubi kayu ini memang enak sekali. Selain itu, ubi

kayu ini mengandung karbohidrat yang berguna bagi

tubuh kita.”

Pak Joni

: “Ternyata kamu pintar

juga, Edi?”

Edi : “Te

ntu, pak! Edi tidak

pernah lupa dalam hal be-

lajar, huk.... huk.... huk...!

Maaf Pak Joni, Saya minta

air?”

3.

Apa yang mereka makan?

4.

Mengapa Edi batuk?

5.

Apakah kamu pernah makan ubi kayu bakar? Jika sudah pernah

apa yang kamu rasakan? Jelaskan kepada teman-temanmu di

depan kelas!

Kamu tentu sudah pernah membaca suatu dialog percakapan. Di dalam

dialog tersebut ada tokoh-tokoh yang mendukung cerita. Selain itu, tokoh-

tokoh tersebut memiliki peran masing-masing.

Kiki

: “Ha... ha... ha... Makanya kalau sedang makan jangan

terlalu banyak bicara.”

B Menjawab Pertanyaan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1.

Siapa yang mengajak Edi pergi ke rumah Pak Joni?

2.

Apa yang Edi dan Kiki lakukan di rumah Pak Joni?

Bab 2 - Pertanian

23

Menanam Ubi Kayu

Susi

: Anak perempuan kelas 5 SD, anak Pak Danu

Pak Danu

: Petani Ubi kayu

Menulis

(Pak Danu sedang berada di kebunnya. Dia sedang menanam ubi kayu.

Kemudian, Susi datang membantu Pak Danu.)

Susi

: “Bapak sedang apa di kebun?”

Pak Danu

: “Eh, kamu Susi. Bapak sedang menanam ubi kayu.”

Susi

: “Susi bantu menanamnya, ya Pak?”

Pak Danu

: “Memangnya kamu tidak takut tangan kamu kotor?”

Susi

: “Tidak! Susi senang dapat membantu bapak.”

Pak Danu

: “Baiklah kalau begitu. Pertama-tama tanah dibuat gembur.

Kemudian batang ubi kayu dipotong 20-25 cm.”

Susi

: “Batangnya dipotong-potong seperti ini, ya?”

Pak Danu

: “Benar! Sekarang tugas kamu memasukkan batang-

batang yang telah dipotong tersebut ke tanah yang

sudah gembur tersebut!”

Susi : “Baik, pak!”

Pak Danu

: “Setelah selesai memasukkan batang-batang ubi kayu

tersebut ke tanah, kita hanya tinggal menunggu ubi

tersebut tumbuh dan umbinya menjadi besar.”

Susi

: “Hore... Jadi kita hanya tinggal menunggu umbi ubi

kayunya menjadi besar.”

(Pak Danu dan Susi kemudian pulang ke rumah.)

B

Menulis Percakapan Sederhana

Tulislah percakapan sederhana bersama teman sebangkumu!

Tema percakapan tentang pengalaman tentang menanam tumbuhan,

baik itu pohon-pohonan, sayur-sayuran, buah-buahan, maupun bunga-

A

Membaca Percakapan Sederhana

Bacalah dan peragakan percakapan berikut ini dengan mem-perhatikan

peran dalam percakapan tersebut!

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

24

Rangkuman

Refleksi

Tokoh dan perwatakan merupakan unsur cerita yang utama dari cerita.

Tokoh dan perwatakan berhubungan dengan pribadi yang ada pada cerita.

Dengan tokoh dan perwatakan cerita menjadi hidup

Menceritakan hasil pengamatan harus menggunakan bahasa yang run-

tut, baik, dan benar. Sebelum menceritakan hasil pengamatan, sebaiknya

mencatat terlebih dahulu informasi-informasi penting. Mencatat informasi

harus dilakukan agar hasil pengamatan yang hendak diceritakan bisa ter-

perinci.

Membaca percakapan dengan baik akan bisa memahami isinya. Dalam

percakapan ditemukan tokoh-tokoh. Tokoh-tokoh dalam percakapan hen-

dak berfungsi seimbang. Hal ini menjadi pedoman dalam menulis sebuah

percakpan. Tokoh satu tidak boleh terlalu dominan.

Tahukah kamu bahwa dalam cerita terdapat unsur tokoh dan per-

watakan? Pernahkah kamu melakukan pengamatan? Mampukah kamu

menceritakan hasil pengamatan tersebut? Bisakah kamu menulis dan me-

merankan percakapan?

bungaan.

Bab 2 - Pertanian

25

A Membaca Kembali

Tes Mendengarkan

Uji Kompetensi

Asal Mula Pohon Sagu dan Pohon Palem

Di dekat hutan Dolo berdiri sebuah bangunan rumah tua. Rumah itu

dihuni oleh sepasang suami istri bersama seorang anaknya. Hidup mereka

sangat sederhana. Makanan sehari-hari mereka adalah buah-buahan yang

terdapat di hutan.

Makin lama mereka makin bosan dengan keadaan seperti itu. Sang

ayah berniat mencari sebidang tanah yang akan digunakan untuk berkebun.

la pun bermusyawarah dengan istrinya. lstrinya setuju.

Keesokan harinya, sang suami pergi ke hutan. la pergi ke hutan untuk

mencari tempat yang cocok dijadikan lahan pertanian. Namun, setiba di

lahan perkebunan, ia hanya duduk melamun. Sementara itu, sang istri dan

anaknya di rumah menunggu dengan penuh harapan. Mereka mengharap-

kan agar sang suami segera membuka lahan perkebunan. Hal ini terus

berlangsung pada hari-hari selanjutnya.

Pada suatu hari sang istri menyusul suaminya ke hutan. la ingin meli-

hat lkebun yang sedang dikerjakan suaminya. Sesampai di sana, ia melihat

suaminya sedang duduk melamun. Sang istri pun sangat kecewa karena

kebun yang diharapkan tidak terwujud. Sang suami terkejut melihat istrinya

ada di dekatnya. la segera bangun dari tempat duduknya, kemudian pulang.

Istrinya pun mengikuti suaminya pulang.

Sesampai di rumah, sang suami marah-marah. la merasa tersinggung

karena istrinya menyusul ke hutan. Makin lama marah suaminya makin

menjadi-jadi. Sang istri pun menangis, lalu lari ke tengah hutan. Sang suami

amat menyesal. la mengajak anaknya menyusul istrinya. Dari kejauhan, ia

melihat istrinya terjun ke sebuah telaga. la dan anaknya berlari. Namun,

setiba di telaga, istrinya telah menjelma menjadi sebatang pohon sagu.

“Ibu.... Ibu..., aku ikut,” panggil anaknya sambil menangis.

Bacalah kembali cerita rakyat berikut ini!

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

26

“Tenang, Nak. Sebentar Ibu kembali,” bujuk ayahnya. “Tidak..., tidak

mau..., aku ikut Ibu,” jawab anaknya sambil menangis dan meronta-ronta.

“Ya, Nak. Sebentar Ibu kembali. Sebentar lagi Ibu bersama kita lagi.”

Sang ayah berusaha meredakan tangis anaknya. Sementara itu, anaknya

tetap menangis ingin ikut ibunya. Ketika sang ayah lengah, anak itu terjun

ke telaga. Anak itu kemudian mendekap ibunya. Seketika itu, anaknya men-

jelma menjadi sebatang pohon sagu pula.

Sang ayah sangat menyesal. la menangis menyesali perbuatannya.

Berulang-ulang ia meminta maaf kepada istri dan anaknya. Tanpa disadari,

ia terjun juga ke dalam telaga. Tiba-tiba saja, ia berubah menjadi sebatang

pohon palem.

B

Mencatat Tokoh dan Watak

Tokoh

No

Perwatakan

1.

2.

3.

.........................

.........................

.........................

...................................................

...................................................

...................................................

C Menceritakan Kembali

Tulislah menggunakan kata-katamu sendiri cerita yang berjudul “Asal

Mula Padi” dengan kelompokmu tersebut!

Setelah mendengarkan cerita “Asal Mula Pohon Sagu dan Pohon

Palem”, bentuklah kelompok yang terdiri atas 2 orang! Catatlah tokoh-tokoh

yang ada dalam cerita tersebut! Kemudian, catatlah watak dari tokoh terse-

but!

Bab 2 - Pertanian

27

Pengiping

Aku memiliki teman yang bernama Mulyadi. Setiap hari ia

membantu orang tuanya dengan bekerja di Pasar Induk Beras

Cipinang, Jakarta Timur. Ia bekerja sebagai

pengiping

.

Pengiping

adalah orang yang mengumpulkan ceceran

beras. Sebelum membeli beras, pembeli beras ingin tahu

berasnya bagus atau jelek. Penjual menunjukkan contoh beras

kepada pembeli. Ketika penjual selesai menunjukkan contoh

berasnya, beras itu tidak dibuang. Para pengiping meng-

umpulkan beras contoh tersebut. Selain itu, pengiping juga

mengambill beras yang berceceran di lantai pasar. Beras itu

kemudia dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menyertainya.

Pengumpul itulah yang menjadi pekerjaan temanku.

B

Mencatat Hal-hal Penting

Setelah membaca hasil pengamatan di atas, catatlah hal-hal yang kamu

anggap penting! Catatlah di dalam buku kerjamu!

C Menceritakan Kembali

Ceritakanlah kembali dengan kata-katamu sendiri hasil pengamatan

yang berjudul “Pengiping”!

Tes Berbicara

A

Membaca Hasil Pengamatan

Bacalah hasil pengamatan di bawah ini!

Bahasa Indonesia Kelas 5 SD/MI

28

Tes Menulis

Tes Membaca

A Membaca Kembali

Baca dan pelajarilah cara pembacaan percakapan yang berjudul “Ubi

Kayu” dengan lafal dan intonasi yang benar!

B Mementaskan Percakapan

Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3 orang! Pentaskanlah per-

cakapan yang berjudul “Ubi Kayu”! Gurumu akan menilai peran yang kamu

bacakan!

A

Menulis Percakapan Sederhana

Tulislah percakapan yang bertemakan pertanian! Perhatikan pula peng-

gunaan ejaan dan tanda baca yang tepat!